Wednesday 30 April 2014

Niat Menjelma

Sebaik apakah kita bagi orang lain?
Sebaik apakah kita bagi diri sendiri?

Biasanya orang-orang yang menganggap dirinya baik kalau melakukan kesalahan yang berakibat buruk pada orang lain pasti minta maaf dan setelah itu terungkap atau tidak ia akan menganggap dirinya sebenarnya tidak berniat buruk, atau sebenarnya ada sedikit niat buruk tapi tidak sejauh itu, tapi entah kenapa akhirnya jadi begitu, yang pasti tadinya ia berniat baik, dan seterusnya.

Niat menjelma laku menghasilkan dampak.

Ada sekelompok masyarakat di Dusun Laipori, Desa Palakahembi, yang terkena dampak angin kencang beberapa bulan lalu. Tidak kurang dari empat rumah mereka hancur, termasuk juga di dalamnya bangunan Paud yang dipakai belajar oleh dua puluhan anak.

Mereka cinta rumahnya, tanahnya, anak-anaknya dan sebagainya. Oleh karena itu mereka terus bergotong royong membangun rumah kembali dari bahan-bahan yang terselamatkan. Beberapa pihak pernah menjanjikan membangun kembali rumah-rumah tersebut yang kemudian belum pernah terealisasi.

Namun bagi mereka, rumah adalah rumah, kecintaan adalah cinta yang mewujud pekerjaan membalikkan tanah-tanah keras berbatu, membelahpaku berkeping-keping kayu di Tengah angin kencang. Menularkan semangat kepada anggota keluarga yang perlu dilindungi (lansia, ibu menyusui dan anak-anak) Menjelma kebahagiaan untuk semua orang. Bagi mereka tak perlu menunggu untuk bahagia.

Niat yang tak menjelma tidaklah benar-benar ada.

Saya beberapa kali membatalkan janji kunjungan/nongkrong/ketemuan/teleponan dengan teman/mitra/saudara/kenalan/kelompok karena beberapa alasan. Padahal Bukan karena alasan-alasannya, yang jelas niat tak menjelma.

Saya sering melontarkan komentar yang akhirnya membuat orang terluka. "Saya tidak bermaksud buruk, becanda kok....." alasan-alasan klise sejenis sering menjadi tameng. Apakah ada niat yang tak menjelma?

Saya melewatkan jadwal-jadwal Doa, komitmen-komitmen yang saya buat di awal tahun, melanggar kesepakatan dengan diri saya sendiri, dengan-Nya. Apakah niat itu?

Yang jelas ketika niat sungguh, ia menjelma.
Menjelma berdampak kebaikan terhadap orang lain terutama diri sendiri. Diri yang dititahkan-Nya untuk siap dituai.